Hari Pertama : Jum’at , 24 Mei 2013
Pukul : 15.00 – 17.00
Acara : Kejernihan Hati
Nara Sumber : Bapak KH. Mahmudi Anggota Majelis Tahkim Pusat DPP PSW
Isi Materi :
Kejernihan hati merupakan tolak ukur seseorang dalam
bertindak, bersikap dan berbuat baik secara lahir maupun bathin dan memebrikan
mafaat sebesar-besarnya bagi umat masyarakat seluruhnya serta jami’al ‘alamin.
Ukuran jernih atau tidaknya hati tidak ada batasnya, yang paling utama adalah
apabila hati bersih, ia akan sadar kewajiban sebagai hamba di muka bumi seperti
difirmankan: “ wamdaa kholatul jinna wal insa illa liya’buduun” artinya kurang
lebih: tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya mengabdi kepada-KU.
Oleh karena itu, muallif sholawat wahidiyah mendapat
perintah untuk membimbing umat masyarakat dalam memurnikan Ajaran Alloh SWT dan
Rosululloh SAW yang termaktub dalam Al qur’an dan Al Hadist. Alat yang
digunakan adalah pengamalan sholawat wahidiyah untuk kejernihan hati dan
ma’rifat billah sehingga umat masyarakat selalu sadar Fafirru Ilalloh
warosulihi SAW.
Muallif sholawat wahidiyah membentuk organisasi pengamal yang
bernaung dalam PSW yang kepengurusannya mulai dari DPP PSW Pusat, DPP PSW
wilayah propinsi dan DPP PSW kab/kota serta pengurus kecamatan & kelurahan
dan imam-imam jama’ah. Majelis Tahkim adalah bagian dari PSW yang memecahkan
hukum-hukum perlakuan wahidiyah.
Wujud dari prihatinnya beliau Rosululloh SAW, setiap 100 tahun Alloh SWT mengangkat wali
Alloh SWT sebagai sulthonul auliya’ dengan sebutan lain ghousti hadazzaman
rodliyallu ta’ala anhum yang berangkat dari memprihatinkan kondisi bathin umat
masyarakat yang detik demi detik, jam-jam, dst menjauh dari Alloh SWT. Beliau
Ghoust diperintah menyiarkan sholawat.
Pengamalan sholawat diberi nama lain “Mujahadah”
artinya bersungguh-sungguh seperti dikatakan dalam Al qur’an “Waman Jaahada
Fiina, Lanahdiyannahu subulana” kurang lebih artinya barang siapa yang
bersungguh-sungguh di jalan kami, maka Aku (alloh) akan menunjukkan jalan ku.
Oleh karena itu, memperbanyak mujahadah tujuannya untuk mencari rasa Alloh yang
maha kuasa, berkehendak dll. Caranya melalui akal kita untuk slalu mengarahkan
merasa BILLAH dalam keadaan atau kondisi apapun.
Menyongsong dan berpartisipasi mujahadah kubro
hukumnya wajib dan merupakan keharusan bagi para pengamal sholawat wahidiyah
kecuali kita dalam kesusahan (kepentingan yang tidak bias ditinggalkan).
Mujahadah kubro bukan hanya doa sapu jagad tapi doa sapu makhluk.
Kita diberikan akal oleh alloh SWT untuk dimanfaatkan
kepada fafirru ilalloh warosulihi SAW untuk “Jadi” sadar ma’rifat kepada Alloh
wa rosulihi SAW. Seperti halnya, cabe itu pedas tidak hanya teori di bibir saja
tapi langsung masuk pada penerapannya.
Jombang, 23 mei 2013 ,
Penulis
H154M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar