COVER

TULISAN

FAFIRRU ILALLOH WA ROSULIHI SAW (LARILAH KEMBALI KEPADA ALLOH SWT DAN ROSULULLOH SAW!!!

Selasa, 04 Juni 2013

Kejernihan Hati part. II


Hari Pertama    : Jum’at , 24 Mei 2013
Pukul                   : 15.00 – 17.00
Acara                   : Kejernihan Hati
Nara Sumber   : Bapak KH. Mahmudi Anggota Majelis Tahkim Pusat DPP PSW
Isi Materi           :
Kejernihan hati merupakan tolak ukur seseorang dalam bertindak, bersikap dan berbuat baik secara lahir maupun bathin dan memebrikan mafaat sebesar-besarnya bagi umat masyarakat seluruhnya serta jami’al ‘alamin. Ukuran jernih atau tidaknya hati tidak ada batasnya, yang paling utama adalah apabila hati bersih, ia akan sadar kewajiban sebagai hamba di muka bumi seperti difirmankan: “ wamdaa kholatul jinna wal insa illa liya’buduun” artinya kurang lebih: tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya mengabdi kepada-KU.
Oleh karena itu, muallif sholawat wahidiyah mendapat perintah untuk membimbing umat masyarakat dalam memurnikan Ajaran Alloh SWT dan Rosululloh SAW yang termaktub dalam Al qur’an dan Al Hadist. Alat yang digunakan adalah pengamalan sholawat wahidiyah untuk kejernihan hati dan ma’rifat billah sehingga umat masyarakat selalu sadar Fafirru Ilalloh warosulihi SAW.
Muallif sholawat  wahidiyah membentuk organisasi pengamal yang bernaung dalam PSW yang kepengurusannya mulai dari DPP PSW Pusat, DPP PSW wilayah propinsi dan DPP PSW kab/kota serta pengurus kecamatan & kelurahan dan imam-imam jama’ah. Majelis Tahkim adalah bagian dari PSW yang memecahkan hukum-hukum perlakuan wahidiyah.
Wujud dari prihatinnya beliau Rosululloh SAW,  setiap 100 tahun Alloh SWT mengangkat wali Alloh SWT sebagai sulthonul auliya’ dengan sebutan lain ghousti hadazzaman rodliyallu ta’ala anhum yang berangkat dari memprihatinkan kondisi bathin umat masyarakat yang detik demi detik, jam-jam, dst menjauh dari Alloh SWT. Beliau Ghoust diperintah menyiarkan sholawat.
Pengamalan sholawat diberi nama lain “Mujahadah” artinya bersungguh-sungguh seperti dikatakan dalam Al qur’an “Waman Jaahada Fiina, Lanahdiyannahu subulana” kurang lebih artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh di jalan kami, maka Aku (alloh) akan menunjukkan jalan ku. Oleh karena itu, memperbanyak mujahadah tujuannya untuk mencari rasa Alloh yang maha kuasa, berkehendak dll. Caranya melalui akal kita untuk slalu mengarahkan merasa BILLAH dalam keadaan atau kondisi apapun.
Menyongsong dan berpartisipasi mujahadah kubro hukumnya wajib dan merupakan keharusan bagi para pengamal sholawat wahidiyah kecuali kita dalam kesusahan (kepentingan yang tidak bias ditinggalkan). Mujahadah kubro bukan hanya doa sapu jagad tapi doa sapu makhluk.
Kita diberikan akal oleh alloh SWT untuk dimanfaatkan kepada fafirru ilalloh warosulihi SAW untuk “Jadi” sadar ma’rifat kepada Alloh wa rosulihi SAW. Seperti halnya, cabe itu pedas tidak hanya teori di bibir saja tapi langsung masuk pada penerapannya.

Jombang, 23 mei 2013 ,
Penulis

H154M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar